Awan sedang melakukan titrasi, tetesannya yang konstan
menemaniku untuk tidak menyapanyadihari ini. Ku biarkan berlalu begitu saja.
Sama. Diapun begitu. Tak sekalipun tetesannya jatuh mengenai tubuhku. Yaa kita
saling cuek, antara aku dan kamu hei hujan. Mari sibuk dengan urusan
masing-masing. Dan mungkin siapa yang disebelahku saja tak aku tau sedang apa.
Saling menyapa hanya dibutuhkan awal sebelum duduk bersebelahan, lalu??? Lalu
diam dan berlomba untuk membunyikan keyboard laptop. Kebiasaan masa sekarang
membuat kebersamaan tak berarti sepenuhnya
Tak ada yang ingin ku lakukan, gerakan mouse ke folder satu
per satu. Terhenti sejenak menikmati dokumentasi 3 Februari 2011. Langkah
pertamaku untuk memulai langkah-laangkah selanjutnya bersama angkutan umum.
Jember pagi itu sangat membuatku semangat untuk melangkahkan
kakiku menuju stasiun kereta api. Yaa... rasa bangga menggelayuti ayunan
langkahku. Untuk apa? Untuk mendapatkan segudang pengalaman dalam perjalanan.
Apa yang kau harapkan? Suasana baru, tempat baru, asing, dan
tak ku kenal siapapun kecuali temaan yang sedang kupegang tangannya disamping
pundakku yang selalu tersenyum.
Benar-benar baru, asing, unik. Inikah Malang? Ya pertama
kali aku meletakkan jejak langkahku disini. Apa itu perjalanan? Aku tak tahu
sepenuhnya, hanya mengayunkan kaki sejauh mungkin, melepas pandangan seluas
mungkin, agar senyumku menjadi ringan dan mengembang dengan ikhlas.
0 komentar:
Posting Komentar