Kamis, 09 Januari 2014

Menikmati Sunrise dari Tempat Selain Petugas Dilarang Masuk

     Pagi ini memandang luas hamparan ujung pulau dewata. Yupp... pelabuhan Gilimanuk. Tak ada yang spesial malam itu selain perjalanan seperti mimpi. Hanya semalam kami disini. Hampir setiap hari saat terlelap aku selalu berbunga tidur jalan-jalan, tapi tidak untuk malam ini.
     Tepat jam 03.30 mata mulai menerawang dari sudut ke sudut mushola di pelabuhan gilimanuk setelah hampir 4,5 jam tidur beralaskan karpet dan selimut tipis bersama travelermateku Antin.
     Sedikit cerita tentang patnerku yang satu ini, sukanya kalau ngajak mbambung anak ini adalah apa aja oke, berangkat kapan aja oke, dan bersama siapa saja oke.
Dan aku paling suka sedikit berencana dan siap berangkat, bagaimanapun kisahnya diperjalanan itu bagian dari rencanaNya, dan yang pasti akan penuh keajaiban.
Yuupppp... kembali ke pelabuhan, setelah berberes ke kamar mandi langsung persiapan untuk bertemu target utama, sunrise di selat Bali. Perkiraan sunrise bakal muncul jam 5an. Itu ramalanku, untuk hasilnya kita liat nanti. Hahahahaha. Biasa prinsipe wong nekat dan karepe dewe yo ngeneki. Berhubung masih lama, mariikut kami bertemu patung budha yang semalam sempat memikat hatiku dari dalam kapal di tengah laut.

    Patungnya menjulang tinggi di daerah pelabuhan, mari ditengok saat singggah disana. Kamera yang sudah cukup bagus tapi banyak yang lebih bagus juga menjadi faktor pengambilan gambar. Wkwkwkwkwk
Setelah pukul 04.15 kami kembali menuju pelabuhan untuk mendapatkan tiket kapal laut dan segeralah kami berlayar. Hahahha.
“Tin, tempat paling tepat untuk mengambil sunrise itu di bagian atas kapal, ayo kita cari tempatnya”... tadi kan aku sudah cerita kalau patnerku yang ini abcde... sooo pasti sepakat deh sama ide ku. Hahahha
Antin : eh reg, itu ada tangga..
Rega : ooo iya, sip, ayo naik. (aku berjalan duluan menyusuri tangga).
Berpapasan petugas di ujung tangga.
Rega : mas, boleh naik?
Ptgs : iya mbak, naik aja. Tuh duduk di sofa itu.
Rega : iya, makasih mas.
Menanti sunrise sambil makan camilan di sofa yang empuk dan tak ada satupun penumpang yang mengikuti jejak kami kesini. Padahal tempatnya keren banget.
Dan yang berlalu lalang dari tadi hanyalah petugas berseragam dan kita pun berbasa-basi sambil senyum. Jadi kami melihat bagaimana kapten memberi komando untuk menutup pintu kapal, dan memberi aba-aba untuk jalan.
Sunrise sudah mulai nampak, lagi-lagi efek kamera -_- ... hahaha but benda ini yang paling setia mendokumentasikan setiap perjalananku. Yup. I love it. 
Mumumumumu (sambil ciumin kamera sony ku)wkwkwkwk
Sunrise terhalang gunung kalau dinikmati dari atas sini.... tak apalah. Ini hasilnya, biar sedikit amatiran dari cara pengambilan gambar tapi ini sudah perjuangan maksimalisasi hahahha.
Lagi enak enaknya jepret , ealah nih nih nih

   Ya ya gara-gara gambar ini maka tak ada satupun penumpang yang berani kesini. La kami? Hahaha ini hadiah dari perjalanan kami.... ruang esklusif.
    Nah kok bisa g ada yang ngelihat tulisan itu sih? Bukannya kami tak bisa baca, bukannya kami melanggar aturan. Tapi, tapiiiii semalam itu g ada tulisannya, makanya kami berani nyelonong aja kesini. Gimana mau ada tulisannya, wong pass kami naik pintunya udah terbuka aja. Yaaa anggaplah ini masuk dalam rencanaNya karena kami bener-bener pengen menikmati sunrise. Dan kapal ini serasa milik berdua. Hanya ada kami berdua dan para petugas saja...
    Dan bersyukur pula sempat melihat sang awak kapal dengan banggganya mengibarkan sang saka di setiap paginya.
  






0 komentar: