Pagi
ini memandang luas hamparan ujung pulau dewata. Yupp... pelabuhan Gilimanuk.
Tak ada yang spesial malam itu selain perjalanan seperti mimpi. Hanya semalam
kami disini. Hampir setiap hari saat terlelap aku selalu berbunga tidur
jalan-jalan, tapi tidak untuk malam ini.
Tepat
jam 03.30 mata mulai menerawang dari sudut ke sudut mushola di pelabuhan
gilimanuk setelah hampir 4,5 jam tidur beralaskan karpet dan selimut tipis
bersama travelermateku Antin.
Sedikit
cerita tentang patnerku yang satu ini, sukanya kalau ngajak mbambung anak ini
adalah apa aja oke, berangkat kapan aja oke, dan bersama siapa saja oke.
Dan aku
paling suka sedikit berencana dan siap berangkat, bagaimanapun kisahnya
diperjalanan itu bagian dari rencanaNya, dan yang pasti akan penuh keajaiban.

Patungnya
menjulang tinggi di daerah pelabuhan, mari ditengok saat singggah disana.
Kamera yang sudah cukup bagus tapi banyak yang lebih bagus juga menjadi faktor
pengambilan gambar. Wkwkwkwkwk
Setelah
pukul 04.15 kami kembali menuju pelabuhan untuk mendapatkan tiket kapal laut
dan segeralah kami berlayar. Hahahha.
“Tin,
tempat paling tepat untuk mengambil sunrise itu di bagian atas kapal, ayo kita
cari tempatnya”... tadi kan aku sudah cerita kalau patnerku yang ini abcde...
sooo pasti sepakat deh sama ide ku. Hahahha
Antin : eh reg, itu ada tangga..
Rega : ooo iya, sip, ayo naik. (aku berjalan duluan
menyusuri tangga).
Berpapasan petugas di ujung tangga.
Rega : mas, boleh naik?
Ptgs : iya mbak, naik aja. Tuh duduk di sofa itu.
Rega : iya, makasih mas.
Menanti
sunrise sambil makan camilan di sofa yang empuk dan tak ada satupun penumpang
yang mengikuti jejak kami kesini. Padahal tempatnya keren banget.
Dan
yang berlalu lalang dari tadi hanyalah petugas berseragam dan kita pun
berbasa-basi sambil senyum. Jadi kami melihat bagaimana kapten memberi komando
untuk menutup pintu kapal, dan memberi aba-aba untuk jalan.
Sunrise
sudah mulai nampak, lagi-lagi efek kamera -_- ... hahaha but benda ini yang
paling setia mendokumentasikan setiap perjalananku. Yup. I love it.
Mumumumumu
(sambil ciumin kamera sony ku)wkwkwkwk
Sunrise
terhalang gunung kalau dinikmati dari atas sini.... tak apalah. Ini hasilnya,
biar sedikit amatiran dari cara pengambilan gambar tapi ini sudah perjuangan
maksimalisasi hahahha.
Lagi
enak enaknya jepret , ealah nih nih nih
Ya ya
gara-gara gambar ini maka tak ada satupun penumpang yang berani kesini. La
kami? Hahaha ini hadiah dari perjalanan kami.... ruang esklusif.
Nah kok
bisa g ada yang ngelihat tulisan itu sih? Bukannya kami tak bisa baca, bukannya
kami melanggar aturan. Tapi, tapiiiii semalam itu g ada tulisannya, makanya
kami berani nyelonong aja kesini. Gimana mau ada tulisannya, wong pass kami
naik pintunya udah terbuka aja. Yaaa anggaplah ini masuk dalam rencanaNya
karena kami bener-bener pengen menikmati sunrise. Dan kapal ini serasa milik
berdua. Hanya ada kami berdua dan para petugas saja...
Dan
bersyukur pula sempat melihat sang awak kapal dengan banggganya mengibarkan
sang saka di setiap paginya.
0 komentar:
Posting Komentar