
Tahukan kalian bagaimana rasanya TERTINGGAL oleh KERETA DI STASIUN TENGAH SAWAH di malam yang gelap dan HUJAN DERAS? Seperti tak ada jalan keluar, tak ada yang dilakukan. Selain hanya duduk diam dan menunggu datangnya superman atau wonder women.
Saat
kereta berhenti di salah satu stasiun dengan Pedenya kami turun menuju
pelataran stasiun yang dihiasi hujan. Stasiunnya bisa digolongkan sebagai salah
satu stasiun yang kecil, tak ada petugas berseragam, loket pada tutup, dan
hanya ada dua, tiga orang penumpang dan para penjemput. Kami sadar bahwa itu
bukan stasiun Banyuwangi Baru saat kereta sudah mulai berjalan dan seorang
bapak-bapak yang tau kita salah tujuuan berdiri sambil melambaikan tangan ke
arah kereta. Bapak itu bermaksud memberi kode pada yang punya kereta untuk
berhenti. Karena kereta tak punya spion jadinya tidak melihat ada kode dari si
bapak deh. Usul buat bapak-bapak keretaan tolong kasi spion yang gede biar tau
kalau ada penumpang yang tertinggal. Hahahhaha
Lalu
apa yang kami lakukan?
Oke
kami duduk di dalam stasiun dan mencari tahu ini dimana, kita ada di stasiun
terakhir-1 yaitu Argopuro. Kalau g salah Cuma butuh waktu 15 menit untuk sampai
stasiun terakhir. Aku mengecek kedatangan kereta selanjutnya, dan ternyata akan
tiba disana pukul 21.00 WIB. Ketika hanya disana dan menunggu kereta 2 jam lagi
apa yang akan kami lakukan dan atau jangan jangan ada yang melakukan sesuatu
pada kami nantinya?? Hiiiiiii serem. Secara disana benar-benar hanya ada
segelintir penghuni. Teman yang bekerja di kereta apipun jadi salah satu nomor
yang kami hubungi, berharap dapat meminta tolong pada temannya yang sedang
berdinas di Banyuwangi untuk menjemput kami. Dan ternyata?????? Mata langsung
melek saat mendengar dia sedang berada di kereta Banyuwangi. Hah? Heh? Hoh?
Jadi kereta yang meninggalkan kami disini itu keretamu? Zonk. Sudahlah, sudah
terlanjur juga. Bantuan dari awak keretapun tak dapat diharapkan. Dan sekarang
hanya mengharapkan ada bantuan dari masyarakat sekitar.
Tepat
sekali, kami duduk di sebelah wonderwomen yang sedang menunggu jemputan
supermen. Seorang ibu yang memiliki anak teknik sipil 2009 di universitas yang
sama dengan kami. Setelah diantarkan pulang supermen, ibu itu meminta tolong
untuk mengantarkan kami menuju jalan raya tempat angkot berkeliaran yang
jaraknya satu kilo meter dari sana.
Terimakasih
supermen dan wonderwomen telah mengantarkan kami ke pos polisi di perjalanan
yang gelap dan berhiaskan rintik hujan.
Satu
kisah perjalanan menuju Gilimanuk yang direncanakan olehNya.
NB.
Lain kali bagi penumpang kereta dilarang fokus pada hape, kami tertinggal
kereta karena masing-masing konsentrasi pada hape dan terjadi miss komunikasi.
“tin, wes teko a? (sudah sampai kah?)” opo (coret) iyo ga? (apa iya ga?) tapi
yang terdengan olehku “iya ga”tanpa kata apa. -_- sooo aq langsung aja turun
dan diapun tanpa ragu mengikutiku turun. Alhasil????? Ya menghasilkan cerita
tadi dah.
0 komentar:
Posting Komentar