Siapa yang tak mengenalnya? Siapa
pula yang tak tahu keelokannya?
Pagi itu sekitar pukul 04.00 ada
enam pasang mata yang menyaksikan rantai cahaya putih sampai mendongakkan
kepala 45 derajat. Langkah kaki semakin semangat bergerak melawan hawa dingin
yang menyelimuti tubuh ini. Karamel senyum kami melekatkan indah dibibir.
Yaaa... puncak Mahameru telah berada di depan mata tanpa satupun penghalang.
Disaat mata berbinar melihat sorotan lampu yang membuat hati mulai damai dan
tentram seakan tinggal selangkah lagi perjuangan telah menang, namun otak mulai
bermain logika. Sorot lampu kepala itu nampak begitu silau. Nyalipun menciut
menyadari itu. Mereka yang berjalan lebih dulu jauh di depan itu bukan sedang
naik, mereka turun dipagi yang begitu buta. Bukankah ini saat yang tepat untuk
mulai mendaki? Kalaupun telah mencapai
puncak sepagi ini apa yang dapat mereka lihat? Dan mereka berangkat pukul
berapa untuk dapat kembali jam segini? Hanya ada satu jawaban, mereka berbalik
arah dari tengah jalan untuk kembali ke tenda karena faktor hawa yang dingin,
angin yang kencang, kondisi tubuh kurang fit, dan estimasi waktu untuk mencapai
puncak kurang tepat, dan yang terpenting adalah semangat yang mulai luntur.

Perjalanan Kalimati-Arcopodo
benar-benar mengingatkanku pada acara jurit malam saat pramuka. Kita harus
berjalan beriringan, bergandengan tangan, istirahat bersama saat satu atau dua
teman merasa lelah, dan yang paling penting adalah bagaimana cara saya buang
air kecil di tengah perjalanan. Hahahaha... di dekat jurang sebelah kanan
(naik) perjalanan menuju Arcopodo kita bisa melihat bentangan lampu malam kota
Malang. Terlihat memukau mata. Lensa kamera tak mampu mengabadikannya, tapi itu
tergambar jelas di retina enam pasang mata. Saat tiba di dekat jurang sebelah
kiri kita melihat kota Lumajang sampai ke timur entah mana batas Lumajang dan
Jember. Yang jelas kami hanya mampu berkata WOW dengan berat sekali rasanya
untuk berkedip.
Semangat teman sangatlah berarti,
senyum teman sangatlah penuh makna, dan karena itulah kami mampu berdiri
disana.
0 komentar:
Posting Komentar